• Home
  • Portfolio
  • About Me
Instagram Pinterest Behance Dribbble Email

Sunlight in January


For those of you who never heard of dream board or just simply want to make one, bare with me okay. I'd like to explain it to you in this article.

So, what is dreamboard?

Well, dreamboard adalah sebuah "karya" yang dibuat untuk memberikan semangat dan motivasi, sebagai visualisasi dari mimpi mimpi yang ingin kita capai. I heard that it is something related to "the law of attraction", maybe I should do some research about that and write about it in the future, so stay tune, okay! Kasarnya sih kita ngumpulin gambar yang berhubungan dengan mimpi yang ingin dicapai, terus dirangkai dan disimpen buat selalu ngingetin tiap hari kalo ada cita cita yang harus diwujudkan.

Terus siapa sih yang bisa bikin dreamboard?

The good news is that it fits for everyone, y'all! Especially kalau kamu tipe orang visionary kayak aku, seneng sama hal yang berbau visual dan seneng nyusun goals apa aja yang ingin dicapai. Ah, sekalipun mungkin kamu gak seperti yang aku sebutkan tadi, faktanya kamu nyari dan baca artikel ini kan? berarti gak terbatas sama orang orang seperti itu aja dan amat sangat seru untuk bikinnya, percaya deh, mungkin awalnya bingung kali ya layout yang cocok tuh yang kayak gimana, tapi nanti seiring berjalannya insting artistik kita pasti asik sendiri wkwk karena ya akupun merasakan, tau tau lewat 2 jam aja :"

Oke oke, aku udah beberapa kali bereksperimen dalam pembuatan "Dreamboard" ini, beberapa kali gagal dan beberapa kali aku suka banget sama hasilnya sampe gak rela buat diganti :( Kalian tahu apa yang aku dapatkan selama perjalanan itu?

Keep it simple

Aku pernah coba bikin dreamboard yang kalau dipikir-pikir dan dilihat-lihat sekarang malah keliatan stupid haha, you heard me! Disitu aku masukin semua hal yang pengen aku capai tanpa dipilih pilih dulu, dan aku maksain semuanya buat keliatan :( I kinda hate myself, why did I do that.

Everyday

Aku amat sangat menyarankan kalau dreamboard ini disimpan/dipasang di tempat yang bakal sering kalian lihat, kayak dinding kamar depan kasur karena setiap bangun tidur kalian pasti lihat kan? semacam jadi moodbooster di pagi hari. Aku sendiri pun pasang dreamboard sebagai wallpaper laptop karena aku bisa dipastikan bisa buka laptop tiap hari. Sometimes I put it on my phone wallpaper too, because, obviously, I'm on my phone everyday.

Be consistent

Konsistensi selalu jadi kunci dari semua, karena itu salah satu penunjuk kalau kita sungguh sungguh... Karena sering pun kita jadi terbiasa kan? Coba deh bikin rentang waktu setiap 1 bulan misal, jadi selalu bakal ngerasa fresh karena ada sesuatu yang baru, karena impian kita juga mungkin berubah kan dengan seiringnya waktu? hehe. Gak terpaku di intensitasnya aja, konsisten juga perlu dalam pemilihan warna. Yup, color palette is important, karena bikin dreamboard lebih enak untuk dipandang. Like I said before, aku pernah numpukin semua, yang ada malah jadi males buat diliat :( That's not the goals why we make dreamboard at the first place right? Jadi, aku tau tiap orang punya preferensi masing masing, mungkin pastel? mungkin neon? mungkin neutral? apapun itu, make it as authentic and regularly as possible because it is yours and only for your eyes!

Clear and direct

Karena ini adalah tempat kamu memvisualisasikan mimpi/goals kamu, bakal gampang banget buat hilang arah, maksudnya setiap apapun yang kamu inginkan untuk terjadi jadi kamu masukin semua. I've tried that before and it turned out ugly (af) ;( Kamu harus pilih-pilih mimpi/goals mana yang akan kamu jadikan prioritas.

To make it easier for you, you can ask some of these questions to yourself:
- what are my top 3 goals to achieve in this range of time?
- how do I want to see myself in the future?
- what are the things that I always want to have?
- which quotes/words that really speak to me?
- which color palette that suits me perfectly?

Steps

Selanjutnya ke proses yang paling menyenangkan menurut aku. Iya, kita mulai bikin proses dreamboardnya. Are you guys excited? Because I am!

Decided if it's physically or digitally made

First thing first, kalau kamu orang yang bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 jam sama gadget sepertinya dreamboard digital bisa menjadi pilihan, entah sebagai wallpaper laptop, smartphone, tablet atau apapun itu.

But if you like to get crafty then go ahead and make your dreamboard in a physical form! Sekaligus sebagai dekorasi tambahan dan entah kenapa kalau sesuatu yang dibuat sendiri dan ada bentuk fisiknya akan sangat berkesan, in my opinion.

Gather your things

Di fase ini kita bisa nyari sumber ide dan beberapa hal yang kamu perlu, misalnya:
1. Photos
2. Color Palette
3. Quotes

And you know what? Pinterest atau We Heart It adalah tempat yang paling cocok untuk dikunjungi. In my personal preference, Instagram gak begitu membantu karena limited terhadap hashtag yang kadang suka ada sampahnya, maksud sampah tuh foto yang irrelevant dengan tag yang kita cari. Especially ketika kita masukin cuma 1 keyword, which tag should we open? I don't f know! Like, damn, there are too many! So please save yourself from frustration and just take my advice. Maybe I could make some post where can I find a perfect picture for the dream board in the future. If you want, let me know! :)

Get your hands dirty

I mean, like, do it now! Mulai susun semuanya sesuai keinginan kamu, karena referensi tiap orang berbeda, tapi kalau kamu merasa stuck, gak tau mau bikin kayak gimana, kamu bisa liat inspirasi dreamboard di Pinterestku!

Show off


Ini dia dreamboard ku edisi bulan Oktober 2019. It really does speak to my soul and my dreams, lol. Jadi, kalau kamu juga ikutin saran saran aku untuk bikin dreamboard ini dan akhirnya kamu berhasil membuat sebuah mahakarya, bisa upload dan tag aku ya! I'd like to see your art ♥ I hope this will help you in any ways! Happy crafting.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Oke oke, setelah kemaren selesai review Monument Valley yang pertama, sekarang aku mau bahas Monument Valley yang kedua nih guys! Game puzzle yang unik ini berhasil bikin aku jatuh cinta lagi, bahkan saking cintanya, pas liat ada Monument Valley 2 di App Store, aku langsung screenshot si preview gambarnya dan aku jadiin lockscreen dari dua tahun yang lalu dan aku baru kesampean buat download beberapa minggu kemaren and this is, child, what you called true love (happy tears).

Monument Valley 2 ini gak ada hubungannya sama sekali sama yang pertama karena beda "karakter", disini kita dikenalin sama seorang Ibu namanya Ro dan anaknya yang aku gatau siapa (di game gak diceritain abisnya hehe) yang berpetualang, namun konsepnya masih sama dengan sebelumnya, yup, masih berkutat sama Sacred Geometry. Disini Ro ngajarin anaknya tentang misteri si Valley-nya, dan ilusi di game ini lebih menarik lagi. Sayangnya, di game kedua ini gak ada side stroy kayak di yang pertama (Forgotten Shores sama Ida's Story), tapi menurut aku 14 chapter yang disediain game ini udah cukup kok sebenernya cuman yaa aku seneng banget sama game ini jadi ngerasa kurang :(

Monument Valley 2

Chapter I


Jadi, kalo diliat di Chapter I ini sama banget sama Chapter I-nya Monument Valley yang pertama. It's easy guys.

Chapter II



Disini kita diliatin anaknya Ro, gatau kenapa aku gemes banget liatin dia lari-lari ngikutin Ibunya apalagi pas pertama kali muncul, mereka pelukan gitu, so cute :') Nah di chamber gitu si orang yang Ro temuin bilang "Ro... I sea fear...", aku rasa dia bahas tentang ketakutan Ro tentang anaknya yang mau gak mau harus belajar tentang Valley-nya dan Sacred Geometry.

Chapter III


Chapter IV




Mungkin si Ro takut buat anaknya jadi kayak dia juga makanya si orangnya bilang strength to let go.. let her daughter go.. Mungkin si Ro harus relain anaknya pergi sendiri buat bisa lewatin journey yang lebih baik lagi buat kedepannya

Chapter V



Chapter VI


Di chapter sebelumnya orang ini ngasih tau Ro kalau ada beberapa hal yang perlu anaknya pelajari sendiri dan di chapter ini akhirnya mereka berdua berpisah. Aku sedih pas liat anaknya naik perahu dan pergi ninggalin Ro :(

CHAPTER VII



CHAPTER VIII


CHAPTER IX





Disini ada part yang agak familiar sama chapter 6, karena Ro flashback ketika dia juga harus pergi ninggalin ibunya. Jadi mungkin semacam "tradisi"? idk, maksudnya tiap anak dan ibu haru berpisah demi perjalanan untuk si Sacred Geometrynya. 

CHAPTER X




CHAPTER XI



CHAPTER XII


Demi apapun aku amaze banget sama chapter ini, jadi untuk mencari jalannya kita harus ngatur si pohon sesuai dengan intensitas cahayanya. Keren gasih :(

CHAPTER XIII



CHAPTER XIV



Chapter terakhir :( disini Ro dan anaknya berada di dua tempat yang sama tapi berbeda waktu (siang dan malam), gereget liat mereka lari larian tapi gak ketemu ketemu, kayak sinetron haha tapi akhirnya mereka dipertemukan lagi dan mempersembahkan si Sacred Geometrynya.

It's just so sad that this game ended :( aku berharap bakal ada lebih banyak lagi game yang sekeren ini, karena aku gatau bakalan ada Monument Valley 3 atau ngga, sepertinya tidak :( Pokoknya sama seperti Monument Valley yang pertama, keren! Tingkatannya juga menurut aku gak begitu susah, mungkin karena udah terbiasa di Monument Valley pertama? idk for sure lol. Buat temen temen yang mungkin tertarik sama gamenya bisa di download untuk iOS dan Android. Mungkin aku mau cari game yang sejenis dan review lagi, stay tune ya! ♥
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About me


About Me

Hai man teman! Aku Nurul Ilma (known as Piya) dan pokoknya aku mau nulis banyak hal disini dari yang gak penting sampe yang super penting (menurut aku sih itu juga wkwk) jadi selamat datang ❤

Hope y'all get comfortable being here and happy reading !

Follow Me

  • Instagram
  • Pinterest
  • Behance
  • Dribbble

Categories

  • DIY
  • Lifestyle
  • Review

Newest Post

How to Create Dreamboard for Your Dream

For those of you who never heard of dream board or just simply want to make one, bare with me okay. I'd like to explain it to you in...

Popular Posts

  • Find Your Perfect Color
  • DIY : Artprint | 4 Langkah membuat Artprint sendiri, hanya 5 menit!
  • Review Game Monument Valley
Instagram Pinterest Behance Dribbble

Created with by ThemeXpose